Batam. Kala senja merambat siang, langit yang kelabu menggantung berat di atas kota. Hujan turun perlahan, kemudian deras, membasahi jalanan dan atap-atap rumah.28 Juni 2025
Momentum pergantian tahun Hijriah tahun ini bertepatan dengan turunnya hujan sejak siang hari. Guyuran air membasahi jalan-jalan kota dan membuat kegiatan perayaan lebih banyak dilakukan secara sederhana di dalam ruang.
Di tengah rintik hujan, suasana Muharam kali ini justru menyuguhkan nuansa berbeda. Bukan dalam kemeriahan, tapi dalam keheningan dan kontemplasi. Banyak warga menyebutnya sebagai momen yang “menyentuh jiwa”. Seolah hujan menjadi bagian dari pesan langit untuk merenung, mengawali tahun baru dengan hati yang lebih tenang.
Hujan yang biasanya membawa dingin, hari ini terasa hangat dalam makna. Dalam basahnya bumi dan langit yang kelabu, kota batam seolah sedang berdzikir dalam diam. Tak ada perayaan besar, namun ada ketulusan dalam doa-doa kecil yang terlantun di ruang-ruang hening.
Di tengah hujan yang tak kunjung reda, Satu Muharam di Batam mengajarkan satu hal: bahwa sunyi pun bisa menjadi teman, dan awal yang baik tak selalu harus dirayakan dalam keramaian—cukup dengan hati yang bersih dan harapan yang baru.